Sabtu, 20 Maret 2010

PENGGUNAAN METODE MATHMAGIC
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA TENTANG PERKALIAN
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas III Sekolah Dasar Negeri Lemahmukti 2 Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang)


PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan untuk Mengikuti Ujian Sidang Proposal Penelitian
Pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Purwakarta



















Oleh

ALI SAPRUDIN
NIM. 0602687




PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS PURWAKARTA
2008
A. Judul

PENGGUNAAN METODE MATHMAGIC UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA TENTANG PERKALIAN (Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas III Sekolah Dasar Negeri Lemahmukti 2 Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang)

B. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya diselenggarakan dalam rangka membebaskan manusia dari berbagai persoalan hidup yang melingkupinya. Pendidikan menurut Freire (Yunus, 2005:1) “merupakan salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi manusia menjadi manusia agar terhindar dari berbagai bentuk penindasan, kebodohan sampai kepada ketertinggalan”. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu transfer pengetahuan dari semua bentuk kejadian di dunia dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lainnya, dan nantinya akan mempengaruhi proses kehidupan makhluk hidup itu sendiri. Pendidikan adalah kebutuhan dasar (basic need) hidup manusia. Pendidikan juga merupakan sebagai hak asasi manusia, dalam arti yang lebih luas bahwa pendidikan bertujuan untuk memberikan kemerdekaan kepada manusia dalam mempertahankan hidupnya.
Di dalam prosesnya pendidikan selalu mengalami perubahan selaras dengan proses pertumbuhan suatu masyarakat. Setiap masyarakat mempunyai cara tersendiri antara satu dengan yang lainnya sesuai dengan pemahaman, pengertian, dan tujuan hidup yang mereka hayati. Sistem pendidikan biasanya berbentuk sesuai dengan pandangan hidup suatu masyarakat. Apabila pandangan hidup suatu masyarakat terbuka, maka akan lebih mudah untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman, dan dalam sistem pendidikannya pun akan banyak memberikan kesempatan kepada generasi baru untuk mengembangkan dan mempersiapkan diri guna menghadapi tuntutan zaman yang selalu berubah.
Perubahan-perubahan dalam dunia pendidikan biasanya diikuti oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena kemajuan tersebut tentu saja harus didukung oleh setiap pelaku pendidikan agar pendidikan dapat diselaraskan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Untuk itu, guru selaku pelaku pendidikan harus memberikan wawasan kepada anak didiknya agar turut serta membangun iklim pendidikan.
Dalam peranannya pelaku pendidikan mengarahkan kepada anak didiknya untuk berfikir kretif dan inovatif serta menarik. Pemikiran yang demikian itu tidak datang dengan sendirinya melainkan harus melalui rangsangan metode pembelajaran yang variatif serta menarik minat anak didik.
Kualitas pendidikan seyogianya dinilai dari keberhasilan dalam mengembangkan diri mewujudkan potensi yang dimiliki manusia, sehingga manusia itu dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi kesejahteraan diri dan kesejahteraan manusia pada umumnya. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab II pasal 3 yang berbunyi :
“ Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, beriman, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Tujuan pendidikan dirancang untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, baik yang berhubungan secara vertikal (sesama manusia) maupun secara horisontal (Sang Pencipta) serta mampu bersaing dengan negara lain. Selaras dengan konsep tujuan pendidikan nasional diatas, maka tujuan dari mata pelajaran matematika adalah:
1) Memahami konsep metamatika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah; 2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dalam pernyataan matematika; 3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; 4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk menjelaskan keadaan masalah; 5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dinas Pendidikan ( 2006 : 9 )

Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional dan tujuan dari mata pelajaran matematika, maka berbagai macam cara ditempuh oleh pelaku pendidikan maupun orang yang perduli terhadap pendidikan baik yang bersifat formal maupun non formal untuk terus menciptakan metode pembelajaran yang kreatif, inovatif serta menarik minat anak didik untuk selalu mencintai dan menyukai terhadap belajar matematika, sebab belajar matematika menurut sebagian besar anak-anak merupakan pembelajaran yang sangat sulit dan memusingkan. Banyak metode pembelajaran yang berkembang dewasa ini yang telah diciptakan untuk memudahkan anak didik untuk menyukai terhadap matematika diantaranya adalah metode belajar mathmagic.
Metode belajar mathmagic adalah salah satu metode belajar terhadap operasi hitung pada pelajaran matematika yang diantaranya adalah operasi hitung perkalian. Dalam metode mathmagic anak didik diarahkan untuk dapat memahami operasi hitung perkalian dengan cara cepat dan mudah. Metode mathmagic ini nantinya tidak hanya diaplikasikan diatas kertas namun diharapkan anak didik mampu menghitung perkalian menggunakan daya nalarnya (operasi hitung tanpa melalui penulisan terlebih dahulu).
Akan tetapi, dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) sebelum mengenal lebih jauh tentang perkalian sebaiknya guru mengetahui terlebih dahulu kemampuan anak didiknya. Sebab, pada perkalian ini anak didik minimal haruslah paham tentang dasar matematika yaitu penjumlahan dan pengurangan, sebab arti dari perkalian adalah penjumlahan berulang. Setelah paham betul kemampuan anak didik tentang penjumlahan dan pengurangan, barulah guru dapat menerapkan perkalian.
Sesuai dengan uraian diatas, maka kami mencoba menerapkan metode mathmagic dengan maksud supaya setiap individu pelajar memiliki kemampuan operasi hitung perkalian yang mudah dan cepat serta mampu menghitung operasi hitung perkalian dengan menggunakan daya nalar.
Penelitian kami tujukan pada SD Negeri Lemahmukti II kecamatan Lemahabang kabupaten Karawang dengan judul : PENGGUNAAN METODE MATHMAGIC UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA TENTANG PERKALIAN (Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas III Sekolah Dasar Negeri Lemahmukti 2 Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang).



C. Perumusan Masalah

Tujuan pembelajaran matematika dapat berhasil dengan optimal manakala nilai profesionalisme guru dalam mata pelajaran matematika cukup memadai. Setiap guru seyogianya memberi pasilitas dan pengkondisian siswa yang sesuai dengan tujuan dari pembelajaran. Selain itu, guru seyogianya menguasai berbagai bahan ajar dan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Karena guru di sekolah dasar merupakan guru kelas, dalam arti setiap mata pelajaran yang diberikan di sekolah dasar dikuasai oleh guru.
Agar kajian ini tidak terlalu lebar, maka perlu ditentukan pembatasan masalah dalam penelitian yang dilakukan. Adapun pembatasan tersebut pada penelitian ini terfokus pada operasi hitung perkalian dua digit.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, rumusan masalah yang diangkat dalam kajian ini adalah:
1. Apakah hasil belajar mata pelajaran matematika siswa kelas III SDN Lemahmukti II Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang sebelum menggunakan metode mathmagic dalam operasi hitung perkalian dua digit sudah cukup baik?
2. Apakah proses belajar siswa kelas III SDN Lemahmukti II Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang dengan menggunakan metode mathmagic operasi hitung perkalian dua digit menjadi lebih baik?
3. Apakah hasil belajar siswa kelas III SDN Lemahmukti II Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang setelah menggunakan metode mathmagic operasi hitung perkalian dua digit mengalami peningkatan yang baik?
D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam kajian ini adalah ingin mengetahui kemajuan prestasi hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika dengan menggunakan metode mathmagic. Secara rinci tujuan yang ingin dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Ingin mengetahui hasil belajar siswa kelas III SDN Lemahmukti II Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang dalam pembelajaran mata pelajaran matematika sebelum menggunakan metode mathmagic operasi hitung perkalian dua digit.
2. Ingin mengetahui aktivitas belajar siswa kelas III SDN Lemahmukti II Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang selama pembelajaran mata pelajaran matematika dengan menggunakan metode mathmagic operasi hitung perkalian dua digit.
3. Ingin mengetahui hasil belajar siswa kelas III SDN Lemahmukti II Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang setelah pembelajaran mata pelajaran matematika dengan menggunakan metode mathmagic operasi hitung perkalian dua digit.
E. Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari kajian ini adalah didapat informasi baru tentang kemajuan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran mata pelajaran matematika operasi hitung perkalian dua digit dengan menggunakan metode mathmagic, secara rincinya didapat informasi tentang:
1. Hasil belajar kelas III SDN Lemahmukti II Kecamatan Lemahabang dalam proses pembelajaran mata pelajaran matematika sebelum menggunakan metode mathmagic operasi hitung perkalian dua digit.
2. Aktivitas belajar kelas III SDN Lemahmukti II Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang dalam proses pembelajaran mata pelajaran matematika dengan menggunakan metode mathmagic operasi hitung perkalian dua digit.
3. Hasil belajar kelas III SDN Lemahmukti II Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang setelah menggunakan metode mathmagic operasi hitung perkalian dua digit.

F. Klarifikasi Konsep
Dalam kajian ini terdapat istilah-istilah yang dianggap perlu dijelaskan maknanya guna memenuhi rambu-rambu penelitian dan juga memahami makna yang dimaksud dalam naskah penelitian. Istilah-istilah dimaksud adalah:
1. Penggunaan Metode Mathmagic
Metode mathmagic adalah salah satu metode dalam pembelajaran/ penghitungan matematika yang didirikan oleh Ir. Bekti Hermawan Handojo dan istrinya Ir. Srihari Ediati. Maksud dari metode mathmagic adalah bagaimana menciptakan penghitungan yang cepat pada operasi hitung matematika. Selain itu metode ini diharapkan mampu menciptakan anak yang dapat berhitung tanpa harus menggunakan alat bantu elektronik (kalkulator) dan tanpa harus ditulis terlebih dahulu. Artinya anak diharapkan mampu menghitung KaBaTaKu (kali bagi tambah kurang) dengan daya nalarnya.
Selain metode mathmagic, pasangan suami istri ini mendirikan komunitas untuk siapa saja, dari berbagai propesi dan latar belakang pendidikan untuk selalu buka mata serta peduli, serta menghargai kejeniusan anak-anak termasuk dalam dunia pendidikan anak. Komunitas itu didirikan pada 1 Januari 2004 dengan nama Komunitas Buka Mata di kota Bogor. Atau dapat diakses melalui www.bukamata.com. Handojo dan Ediati (2005: 86-89)
2. Meningkatkan Kemampuan Siswa tentang Perkalian
Secara operasional, meningkatkan hasil pembelajaran dalam penelitian ini adalah serangkaian proses belajar yang telah dicapai oleh setiap peserta didik dalam mata pelajaran matematika kelas III, khususnya pada operasi hitung perkalian dua digit. Hasil belajar dinyatakan dalam bentuk angka yang didapat dari prestasi belajar.
Berangkat dari pengertian diatas, proposal penelitian “Penggunaan Metode Mathmagic untuk Meningkatkan Kamampuan Siswa tentang Perkalian (Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas III Sekolah Dasar Negeri Lemahmukti 2 Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang)” mempunyai makna peningkatan prestasi belajar peserta didik dalam mata pelajaran matematika melalui metode mathmagic.
Dengan menggunakan metode mathmagic, pembelajaran mata pelajaran matematika tentang perkalian dua digit diduga akan lebih disenangi serta dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung dengan cara ditulis pada kertas serta dengan menggunakan daya nalar.

G. Ringkasan Tinjauan Teoritis
Tujuan dari mata pelajaran matematika adalah untuk menciptakan anak didik yang memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika dan sikap ulet serta percaya diri dalam pemecahan masalah. (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006: 9).
Bahan pembelajaran matematika dirancang secara sistematis berdasarkan tahap psikologi dan kemampuan anak didik. Materi pelajaran berorientasi pada fungsi, tujuan, dan ruang lingkup mata pelajaran matematika serta standar kompetensi dan kompetensi dasar. Adapun hasil belajar, indikator, dan pengalaman belajar dirumuskan oleh pihak sekolah, komite sekolah, dan masyarakat yang peduli terhadap dunia pendidikan.
Sebab, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diolah oleh tingkat satuan pendidikan itu sendiri dalam hal ini sekolah dasar, untuk memajukan dunia pendidikan sesuai dengan karakter, psikologi dan budaya dimana sekolah itu berada.
Salah satu dari menginterpretasikan KTSP adalah bagaimana guru menciptakan model pembelajaran yang menarik bagi anak didik, yaitu dengan metode mathmagic. Handojo dan Ediati (2005: 23-24) mengatakan bahwa metode mathmagic ini mempunyai cara khusus yang harus diikuti antara lain:
1. Pahami Arti Angka.
Salah satu untuk mengingat perkalian dalam kepala kita adalah dengan mendapatkan gambaran yang jelas masing-masing posisi digit. Apakah satuan, puluhan, atau ribuan. Jika kita dapat menggambarkan konsep ini dan menyimpan dalam memori kita, kita akan dapat mengerjakan soal-soal yang lebih rumit.
2. Pikirkan Angka Maju daripada Mundur
Metode penghitungan dari kiri ke kanan sangat penting dan mudah dilakukan.
Hal ini karena kita dapat segera menyimpulkan segera jawaban.
3. Kembangkan Memori Kita
Perhitungan perkalian dengan metode dari kiri ke kanan lebih cepat dan mudah menciptakan gambaran dalam otak kita daripada perkalian metode lama. Jika melatih diri mengikuti angka dasar dalam kepala, kita akan menemukan bahwa kita tidak memerlukan pensil untuk mengalikan atau menambah.
4. Latihan
Perkalian silang adalah trik ringan sampai kita mendapatkan teknik dan strategi yang ampuh. Catat dalam ingatan “latihan akan mengembangkan kemampuan dan keterampilan kita”.
5. Kreatif
Perkalian selalu penuh dengan kemungkinan. Jadi kita harus lebih kreatif dalam menentukan strategi apa yang akan digunakan. Ingat, perkalian angka akan sering kita temui, dimana saja dan kapan saja.
Berangkat dari uraian diatas, kaitannya dengan penelitian ini dapat diungkapkan bahwa fungsi pembelajaran mata pelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses bertujuan agar siswa dapat mengikuti pelajaran matematika dengan cara melakukan, memahami, mengembangkan, mengingat dan latihan-latihan agar menjadi anak didik yang mahir dalam matematika khususnya perkalian dua digit menggunakan daya nalar.

H. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) penelitian ini merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran serta mencoba hal-hal baru pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil belajar.
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang bertujuan untuk:
(a) Memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dikelas. (b) Mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi masalah pembelajaran dikelas agar pembelajaran bermutu. (c) Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam pemecahan masalah-masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarnya. (d) Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran (misalnya, pendekatan, metode, strategi dan media) yang dapat dilakukan oleh guru demi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran. (e) Mencobakan gagasan, pikiran, kiat, cara, dan strategi baru dalam pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran selain kemampuan inovatif guru. .
2. Sumber Data
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri Lemahmukti II Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang. Yang menjadi dasar pertimbangan populasi penelitian ini adalah “bahwa anak usia 12 tahun pertama mengalami pembentukan kecerdasan ketika pertumbuhan struktur dan fungsi otak mencapai tahap tertinggi. Surya (2006: 5). Artinya bahwa setiap anak dapat menyimpan memori pelajaran ketika pada usia maksimal 12 tahun. Konsep ini sejalan dengan intilah tabularasa, anak kecil laksana kertas kosong yang masing memungkinkan untuk diisi dan ditulisi dengan apa saja tergantung dari lingkungan sekitarnya.
Sample yng diambil untuk dijadikan objek penelitian ini sebanyak 27 siswa, dengan rincian siswa laki – laki berjumlah 11orang dan perempuan berjumlah 16 orang.
Untuk lebih rinci lagi serta dianggap perlu guna menggungkapkan jumlah keseluruhan peserta didik yang menimba ilmu di SDN Lemahmukti II tempat dilaksanakannya penelitian yaitu berjumlah sebanyak 213 orang peserta didik, terdiri dari 98 orang siswa , dan 115 orang siswi.

No Kelas Laki - laki Perempuan Jumlah
1 I 27 16 43
2 II 21 30 51
3 III* 11 16 27
4 IV 12 24 36
5 V 15 14 29
6 VI 12 15 27
Jumlah 98 115 213
(Dokumen SDN Lemahmukti II Tahun ajaran 2007/2008)
Ket. *) siswa kelas III yang dijadikan objek penelitian
3. Prosedur Penelitian
a. Penyusunan
Dalam kegiatan PTK ini perlu dilakukan kegiatan pokok, yaitu : 1) mendeskripsikan dan menemukan masalah PTK dengan berbagai model atau cara; 2) menentukan cara pemecahan masalah dengan pendekatan, strategi, media, atau kiat tertentu; 3) memilih dan merumuskan masalah baik berupa pertanyaan atau pernyataan sesuai dengan masalah dan cara pemecahannya; 4) menyusun siklus-siklus yang berisi rencana-rencana tindakan yang diyakini dapat memecahkan masalah-masalah yang telah dirumuskan; 5) menetapkan tujuan pelaksanaan PTK; 6) menetapkan cara mengumpulkan data sekaligus menyusun instrumen yang diperlukan untuk menjaring data PTK; 7) menetapkan dan menyusun cara-cara analisis data PTK
b. Kinerja
Melaksanakan siklus (rencana tindakan) di dalam kelas. Dalam kegiatan ini diterapkan rencana tindakan yang telah disusun dengan variasi tertentu sesuai dengan kondisi kelas. Selama pelaksanaan tindakan kelas dalam siklus dilakukan pula pengamatan dan refleksi, baik pelaksanaan tindakan, pengamatan maupun refleksi dapat dilakukan secara beriringan bahkan bersamaan
c. Analisis
Menganalisis data yang telah dikumpulkan baik data tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, maupun refleksi. Analisis data ini harus disesuaikan dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan. Hasil analisis data ini harus dirumuskan sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan. Hasil analisis data ini dipaparkan sebagai hasil PTK.
2. Pengolahan dan Analisis Data
Adapun analisis data tersebut, dilakukan dengan analisis deskriptif terhadap variable yang terkandung dalam pemecahan masalah. Sedangkan data yang terkumpul dari siswa yaitu berupa hasil belajar dan tanggapan tentang penerapan pembelajaran matematika dengan menggunakan penggunaan Metode Mathmagic perkalian operasi hitung dua digit.


I. Sistematika Laporan Penelitian
Laporan penelitian ini diawali dengan bab pendahuluan dan diakhiri dengan bab kesimpulan dan rekomendasi, yaitu:
Bab I merupakan bab pendahuluan, berisikan: a) latar belakang masalah; b) perumusan masalah; c) tujuan penelitian; d) kegunaan penelitian; e) klarifikasi konsep; f) ringkasan tinjauan teoritis; g) metodologi penelitian; h) sistematika laporan; i) agenda kegiatan.
Bab II berisikan kajian teoritik yang berkaitan dengan teori-teori pembelajaran mata pelajaran matematika dengan menggunakan metode mathmagic.
Bab III merupakan metode penelitian berisikan: a) pendekatan yang digunakan; b) menetapkan sumber data dan jenis data; c) teknik pengumpulan data; d) penetapan penggunaan metode dan bahan ajar; e) tahap penelitian; f) analisis data.
Bab IV merupakan pembahasan hasil kajian, dan Bab V merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan rekomendasi.

J. Agenda Kegiatan
No Kegiatan Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Proposal x x x
2 Bimbingan x x x x x x x x
3 Penulisan Naskah Bab I x x x x
4 Penulisan Bab II x x x

No Kegiatan April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penulisan Naskah Bab II x x x
2 Pengumpulan Data x x x x
3 Pengolahan Data x x x


No Kegiatan Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penulisan Naskah Bab III x x x
2 Penulisan Naskah Bab IV x x x x
3 Penulisan Naskah Bab V x x
4 Penyempurnaan Naskah x x x









K. Daftar Rujukan

Alisah, Evawati dan Dharmawan, Eko.P. (2007). Filsafat Dunia Matematika: Pengantar untuk Memahami Konsep-konseo Matematika. Jakarta : Prestasi Pustakaraya.
------------. (2006). Undang – undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang GURU DAN DOSEN. Jakarta : CV. Laksana Mandiri
Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006. Jakarta : Depdiknas
Handojo, Bekti. H. dan Ediati, Srihari. (2005). Mathmagic. Depok : PT. Kawan Pustaka.
Misma. (2007). Teori Belajar Gestalt. [Online]. Tersedia : http//www. E-Learning Management Sistem and Others Materials :Teori Belajar Gestalt. html[12 Desember 2007)
Surya, Sutan. (2007). Melejitkan Multipli Intelligence Anak Usia Dini. Jogjakarta : CV. Andi Offset.
Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (2006). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Depdiknas Universitas Pendidikan Indonesia.
Wisna, Gde Bimananda M. (2007). Sejarah Matematika : [sos-bali] Untuk Mengingat Saudara Setanah dan Setumpah Darah Tanah Air.[Online]. Tersedia :http//www.google.com/ensiklopedia matematika/sejarah matematika. html. [9 Desember 2007].
Yunus, Firdaus. M. (2005). Pendidikan Berbasis Realitas Sosial : Paulo Freire dan Y.B. Mangun Wijaya. Jogjakarta: Logung Pustaka.
zfikri@telkom.net. (2007). Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). [Online]. Tersedia : http//www. Geocities.com/pakguruonline.html[12 Desember 2007].

















L. Lampiran


BIODATA PENELITI

Ali Saprudin, lahir di Pekalongan pada tanggal 12 November 1982, tiga bersaudara. Tinggal di Lemahabang Kabupaten Karawang. Menyelesaikan jenjang pendidikan di SD Negeri Lemahabang VII tahun 1994/1995, MTs An-nur Lemahabang tahun 1997/1998 dan SMK Taruna
Karya 1 Karawang tahun 2000/2001.
Sedangkan jenjang perguruan tinggi lulusan D2 PGSD UPI kampus Purwakarta tahun 2005.

Sabtu, 13 Maret 2010

my wisuda

ISLAM, SMART SOLUTION

AGAMA

Pada kenyataannya agama didunia pada saat ini yang terlihat dari dulu sampai sekarang yang telah dipraktekkan oleh orang-orang (yang beragama) berbeda-beda, mengikuti pemahamannya masing-masing. Kebanyakan orang paham terhadap agama hanya sebatas praktek formal cara pengabdiannya terhadap Tuhannya. Batasan-batasan hasil pemahamannya itu seolah-olah menyempitkan terhadap gerak (kreativitas) manusia yang diformalkan dengan bahasa halal atau haram, iming-iming ganjaran dan menakutinya dengan siksaan yang digambarkan dengan surga dan neraka.
Dari hasil pemahaman tadi, suka diartikan bahwa itulah yang dinamakan agama, padahal pemahaman itu semua merupakan isi dari agama itu sendiri (esensi agama yang universal), berarti secara langsung arti agama itu sendiri belum sampai pada esensi agama itu sendiri. Efek dari pemahaman yang farsial tersebut, maka kehadiran agama di dunia ini belum terasa kegunaan dan manfaatnya untuk menjawab masalah-masalah kehidupan ysng semakin merajalela di dunia ini. Berdasarkan dari pemahaman tersebut, akan timbul dari hati sanubari setiap manusia yang beragama yang menggunakan akal dan pikirannya untuk mengajukan pertanyaan yang sangat pundamental "Apakah benar yang disebut agama itu yang demikian?"
Apabila kita melihat keadaan sebelumnya, ketika agama turun kealam dunia ini, semua agama diturunkan dari keadaan masyarakat yang sangat sulit dalam menghadapi persoalah hidup, baik yang berhubungan dengan masalah bathin manusia (ruhani) atau lahirnya (jasmani). Buktinya bisa kita teliti dari sejarah Nabi dan para Aulia ketika menyebarkan agama, bahwasannya mereka tidak langsung memberikan praktek-praktek cara mengabdikan kepada Tuhannya, akan tetapai mereka memberikan jurus-jurus untuk menjawab persoalan sosial kemasyarakatan dari pada memberikan jurus-jurus cara mengabdi (ritual ceremonial) kepada Tuhannya.
Contoh yang nyata ketika Nabi Muhammad baru mengembangkan agama islam, Nabi tidak langsung menyuruh untuk mengerjakan shalat, puasa, menunaikan haji kepada umatnya pada waktu itu, tetapi Nabi langsung menyuruh untuk berbuat baik terhadap sesama, baik budi, bermasyarakat/ menjalin kebersamaan ( walaupun dengan yang bukan dari umat muslim), dan banyak lagi contoh-contohnya yang lain yang berhubungan dengan praktek-praktek sosial kemasyarakatan yang dicontohkan oleh Nabi untuk jadi cerminan kepada para sahabatnya juga kepada semua umatnya.
Berdasarkan pada kenyataan sejarah tersebut sangat munasabah, bilamana para ahli mengartikan agama sebagai berikut yaitu :
وضع الهي سائق لذوى العقول باختيارهم اياه الي الصلاح في الحال والفلاح في المال
Artinya : " Satu aturan Tuhan yang mendorong jiwa manussia yang berakal untuk memegang teguh aturan Tuhan oleh keinginannya sendiri (tidak ada unsur paksaan) untuk menyampaikan kepada kemaslahatan hidup di dunia dan kesenangan di akhirat."

ISLAM
Kata islam berarti tunduk atau pasrahاسلم – يسلم – اسلاما , agama islam sudah ada dari zaman NAbi Adam AS. Pemahaman terhadap islam yang kita ketahui hanya sebatas bagaimana kita mengabdi (ritual/penghambaan) kapada sang Pencipta. Padahal kepasrahan kita terhadap Tuhan tidak hanya terbatas pada peribadatan ritual belaka melainkan seluruh aktivitas kita, kalau kita menyadarinya itupun sudah termasuk ibadah, sebagai contoh, ibadahnya seorang pedagang dia harus benar dalam hal berdagang tidak ada unsur merugikan kepada para pembelinya, kalau dia seorang pengusaha, dia harus menjadi pengusaha yang baik tidak ada kelakuan sikut kanan-sikut kiri, kalau dia menjadi seorang tenaga pendidik, dia harus menjadikannya lahan pendidikannya sebagai wahana untuk mendekatkan dirinya kepada Tuhan, kalau dia seorang birokrat, dia harus menjadikan kajian birokrasinya untuk kemajuan umat yang dipimpinnya, dan masih banyak contoh-contoh yang lainnya.
Berdasarkan pada pemahamn diatas, kita bisa melihat apa yang dimaksud dari islam itu sendiri?. Terkadang masih banyak orang yang beranggapan bahwa yang namanya islam itu hanya bagaimana kita mengikuti tata cara peribadatan yang diajarkan oleh nabi Muhammad dan diteruskan oleh para aulia. Tetapi ada pertanyaan yang sangat mendasar yang menyangkut keadaan orang-orang diluar orang yang mempunyai peradaban, kalau kita sebagai pengikut atau umat Nabi Muhammad itu karena kita mempunyai orang tua dan para leluhur kita umat islam, itu dullu, masih adanya pengembang agama ysng mensiarkan agama. Kalau kita pertanyakan kembali, yang manakah islam itu sendiri? Sebab kita termasuk islam keturunan, kalau mereka (keturunan orang-orang diluar agama islam) mempertanyakan kembali yang mana yang namanya islam? Kita (islam keturunan dan keturunan diluar islam) mempertanyakan kembali, dilahirkan hanyalah perbedaan dari siapa orang tua kita, kita beragama tanpa melalui proses, jadi yang manakahh islam itu sendiri?.
Kalau kita teliti kembali dan mengajukan pertanyaan bagaimana hukumnya dan kedudukannya apabila ada orang atau kaum primitip, mereka itu belum pernah ketemu dengan orang yang mengenban agama, baik dari agama islam ataupun dari luar agama islam, apabila mereka mati. Apakah mereka disebut orang yang yang muslim? Sebab mereka pasrah dengan ketentuan Tuhan bahwa mereka hidupnya di kaum primitip. Tetapi belum pernah bertemu dengan da'I dari orang yang beragam islam. Ataukah mereka termasuk orang kafir, sebab mereka matinya tidak membawa kalimat tauhid?.
Pemhaman-pemahamn seperti itulah yang menjadikan duri kepada kita kalau kita tidak mampu menuntaskan pemahaman itu, sehingga kita hanya disibukkan dengan ritual-ritual ibadah, dan kurang peka terhadap permasalahan yang menyangkut dengan pemahaman yang sangat mendasar. Apa itu Islam dan apa itu Agama Islam?.

ISLAMISASI / ARABISASI
Pada dasarnya pemaaman kita terhadap islam tidak lepas dari pemahaman kita terhadap dunia arab, sebab pada hakekatnya dunia islam tidak lepas dari budaya arab. Laksana minum kopi, kita tidak bisa membedakan mana kopi, gula, dan airnya. Secara individual kita bisa melihat mana bentuk kopi, gula, dan juga air putihnya. Setelah terjadi penggabungan antara kopi, gula dan airnya, kita akan di buramkan dengan pendapat inilah kopi?, padahal air kopi tersebut sudah bercampur dari tiga komponen tersebut.
Pendapat kitapun akan sama apabila ada yang menyodorkan kepada kita pendapat inilah islam?. Padahal kalau kita teliti lebih mendalam, yang manakah islam?, apakah islam dengan penafsiran islam secara koperehensif atau penafsiran islam secara parsial?. Karena telah terjadi asimilasi antara budaya arab dengan islam (sebab islam diturunkan di arab), kita seakan-akan diburamkan dengan yang namanya inilah produk pemikiran islam. Memang kita akui membedakan antara islam dengan budaya arab laksana kita membedakan atau memisahkan mana kopi, gula, dan airnya, begitu pula dengan mana islam yang diturunkan oleh Allah dan man islam yang dipengaruhi oleh budaya arab.
الر . تلك آيت الكتاب المبين . انا انزلناه قرآنا عربيا لعلكم تعقلون
Artinya : " Alif Lam Ra, inilah ayat-ayat bagi kitab yang nyata. Sesungguhnya kami turunkan dia sebagai bacaan yang berbahasa arab supaya kamu fikrkan."
Pemahaman yang parsial itulah yang menyebabkan kita dipersempit dengan pemahamna kita terhadap esensi islam itu sendiri. Islam pada dasarnya bersifat rahmatan lil 'alamin, sebab islam tidak memandang dari mana ia berasal juga dari suku apa ia didibesarkan.
Pemahaman islam akan timbul dipengaruhi oleh culture dimana ia berada, sebab islam pemahaman islam adalah bersifat universal. Pemahaman yang cenderung mengikatkan islam dengan budaya dimana islam itu diturunkan, akan atau bisa jadi dapat memburamkan kita terhadap apa dan bagaiman islam itu dapat menjadi smart solution bagi kehidupan dimuka bumi.
Pedoman yang telah Allah turunkan kapada Nabi Muhammad (Al-quran), dapat dijadikan sebagai panduan/pedoman hidup, baik dari segi social, maupun semua bidang disiplin ilmu juga sebagai panduan apa, bagaimana dan dimana kita akan tinggal setelah kita mati nanti. Pedoman itu akan kekal dan tidak akan menyesatkan juga tidak akan ada yang dapat menyamainya.
انا نحن نزلنا الزكر وانا له لحافظون
Artinya : " Sesungguhnya kami telah menurunkan Al-quran, dan kami yang menjaga nya."
Pada dasarnya pemahaman seorang muslim pada agama islam bagaimana dia menyandarkan pemahamannya kepada siapa yang mengembannya (pemahaman dalam bentuk).
.....وما اتكم الرسول فخذوه وما نهاكم عنه فانتهوا.....(الحشر 7 (
Artinya : " …….Dan ambillah apa-apa yang telah didatangkan oleh Rasul, adan jauhilah apa-apa yang dicegah dari padanya……."
Maksud dari ayat tersebut adalah kita diharuskan mencontoh apa-apa yang telah diajarkan oleh Rasul dan menjauhi apa-apa yang telah dicegah oleh Rasul, karena buramnya pemahaman kita terhadap mana Rasul sebagai orang arab dan mana Rasul sebagai Nabi bagi para umatnya di muka bumi. Oelh karena itu kita (dalam hal ini kita sebagai orang Indonesia ) yang berbeda kultur dan adapt istiadat denagan Nabi seorang dari orang arab, diharapkan kita bisa nengambil apa-apa yang telah Rasul ajarkan kepada kita berdasarkan budaya kita yang sesuai dengan budaya Indonesia (mengambil esensi islam sebagai Rahmatan lil 'alamin).
العدة محكمة " adapt istiadat bisa menjadi hokum ".

Minggu, 14 Februari 2010

pangeling hate

HANYUT
Hanyut aku akan buaian nafsu
Menerjang hamparan panasmu
Aku terjang, lalu aku lawan
Kau..ku lawan dengan lapar
Tapi………….
Lapar yang mendera
Hamparan yang ku terjang
Membuat halangan makin jadi
Tuk kembali melawan hati
Kini ………….
Telah ku dzahirkan nafsu
Ku turuti langkahmu
Namun……….
Aku akn tetap akan berjanji
Berjanji tuk terus melawanmu
(kanggo pangeling-ngeling hate)
PWK, 12 ramadhan 1424 H.

Senin, 04 Januari 2010

cape.............euy!!!!!